Selasa, 30 Desember 2014

Kerinduan Untuk Ibu

Ibu….
malam ini jiwaku tak berbintang karena kerinduan ku padamu …
aku seakan mentari yg tertutup awan gelap,,,
aku rindu kasih mu ibu….
jarak q dan dirimu membuat q tak berdaya ,,
q rindu perlindunganmu saat aku ketakutan ,,,
aku terharu biru ibu…
maafkan aku ibu,,,
aku pergi dengan kesalahan terbesar,,
q tak sempat membuatmu tersenyum padaku ibu..
q tak sempat membahagiakanmu,,
tapi,, aku berjanji untukmu ibu,,,
aku akan kembali dengan segenap bintang untukmu ibu….
cinta dan sayangku hanya untuk mu ibu….
selamanya….

Puisi Rindu Untuk Ibu



Besar pengorbanan yg Engkau berikan
tak satu’pun langkah’mu yg tak berarti di hidupku
kau keluarkan semua tenaga’mu untuk melahirkan’ku
meski semua yg terbaik telah ku berikan pada’mu
itu semua tak akan bisa menggantikan semua


Secoret kata ini, kutuliskan
Betapa besar pengorbanan’mu untuk anak’mu
Kini aku bisa memahami,
Betapa berartinya diri’mu di dunia’ku

tak mampu aku membalas semua pengorbanan’mu
hanya menghormati dan memberi yg terbaik untuk’mu
meski tak besar,aku terus berusaha untuk bisa membuat diri’mu tersenyum melihat anak’mu

IBU terimakasih, kasih dan pengorbanan’mu akan terus aku ingat.

Sedikit Cerita Tentang Ibu

Ketika kita lapar Tangan Ibu yang menyuapi. Ketika kita haus, tangan ibu yang memberi kita minuman, ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata. Ketika kita gembira, tangan ibu yang menadah syukur, Memeluk erat dengan deraian air mata bahagia.

Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air keseluruh badan, membersihkan segala kotoran. ketika kita dilanda masalah,  tangan ibu yang membelai kita sambil berkata "sabar nak... sabar ya sayang.." 



Tapi.......


Tetapi ketika ibu sudah mulai Tua dansudah mulai kelaparan.. tiada tangan anak yang menyuapi..
Dengan tangan gemetar, ibu menyuapkan makanan sendiri kedalam mulutnya dengan linangan air mata..

Dan...

Ketika Ibu SAKIT ..
Dimana Tangan anak Yang ibu harapkan  dapat merawat ibu yang sedang sakit..????

Ketika Nyawa Ibu sudah hampir terpisah dengan jasad .. Dimana Tangan anak yang ibu harapkan dapat  memegangi erat tubuh ibu...

Tangan ibu, Tangan ajaib..
Sentuhan Ibu, Sentuhan Kasih...
Dapat membawa kesurga Firdaus... 
 



Kamis, 25 Desember 2014

Coretan Malam



Saya tidak suka perpisahan. Saat-saat harus bersiap tissue menyusust air mata, saat harus ada kata berpisah, saat langkah harus menepak jalan baru yang berbeda dari hari  sebelumnya, Minggu terakhir sebelum berpisah aku sering refleks mengalirkan air mata kalau membicarakan perpisahan, terlalu cepat. Makanya sekarang jadi malas dan tidak mau memikirkan perpisahan perpisahan jauh-jauh hari. Sengaja  tidak mau difikirkan, memikirkan berarti menguras air mata lebih dulu, lebih banyak dan lebih berat saat berpisah nanti.

Di bawah naungan langit biru dengan segala hiasannya yang indah tiada tara
Di atas hamparan bumi dengan segala lukisannya yang panjang terbentang
Masih kudapatkan dan kurasakan
Curahan rahmat dan berbagai ni'mat
Yang kerap Kau berikan
Tapi bila tiba waktu berpisah
Pantaskah kumemohon diri
Tanpa setetes syukur di samudera rahmat-Mu

Di siang hari kulangkahkan kaki bersama ayunan langkah sahabatku
Di malam hari kupejamkan mata bersama orang-orang yang kucintai
Masih kudapatkan dan kurasakan
Keramaian suasana dan ketenangan jiwa
Tapi bila tiba waktu berpisah
Akankah kupergi seorang diri
Tanpa bayang-bayang mereka yang akan menemani

Ketika kulalui jalan-jalan yang berdebu yang selalu mengotori tubuhku
Ketika kuisi masa-masa yang ada dengan segala sesuatu yang tiada arti
Masih bisa kumenghibur diri
Tubuhku kan bersih dan esok kan lebih baik
Tanpa sebersit keraguan
Tapi bila tiba waktu berpisah
Masih adakah kesempatan bagiku
Tuk membersihkan jiwa dan hatiku

Setiap kegagalan yang membawa kekecewaan
Setiap kenyataan yang menghadirkan penyesalan
Masih kudengar dan kurasakan
Suara-suara yang menghibur
Tuk menghapus setiap kecewa dan sesal
Tapi bila tiba waktu berpisah
Adakah yang akan menghiburku
Akankah aku pergi tanpa kekecewaan dan penyesalan

Senin, 15 Desember 2014

Secercah Kenangan Untuk Fatima Aulia Azzahra


Tertenggung aku membaca berita kepergiaanmu,
Sontak bergetar luluh perih hati ini melepasmu,
Bulir air mata jatuh tak tertahan,
Termanggu dalam hening jiwa,

tha, 
Terkenang kehangatan untaian kata yang pernah kau tulis,
Teringat senyum yang pernah kau hadirkan untukku

Terpesona ceritamu yang sering menyejukkan jiwa,
Terkagum tentang nilai ketegaran, semangat & persahabatan yang pernah kau torehkan,

Kini,
Aku terpanah, termanggu diam mengintari cakrawala,
Meski hanya berteman bintang yang tertutup awan,
Dibawah cahaya rembulan yang kesepian,

tha,
Meski kini kau telah tiada,
Namun namamu tetap terpatri di relung hati,
Sebagai seorang “Sahabat terkasih, Sahabat tercinta, Sahabat tersayang”
Aku kirimkan untuk orang-orang yang menyangimu,
Untaian kata belangsukawa ini,
Karena aku  turut berduka,

Selamat terbang Merpati Putih,
Terbanglah menembus cakrawala Surga,
Lepaskan semua lelah & deritamu,
Tersenyumlah kembali pada SANG PENCIPTA

Jangan hiraukan,
Kami yang menangis akan kepergianmu,
Kami yang terdiam tak bisa berkata,

Pergilah sahabat,  yang pernah ku sayangi,
Kami akan tetap mengenangmu,

Selamat jalan Tha,
Semoga Tuhan menempatkan kau di sisi TERBAIK,
Ya, Robbi ampunkan semua dosanya,
Bukanlah pintu SURGA baginya.
Amien, ya Robbalalamien.